REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Abdul-Wahid Pederson, pergi haji untuk kali pertama merupakan pengalaman begitu luar biasa. Ini merupakan wujud komitmennya sebagai Muslim.

"Bagaimana perasaan saya, jelas tak tergambarkan. Biasanya saya melihat sekedar gambar, kini saya bisa menatapnya langsung," ungkap dia seperti arabnews.com, Rabu (23/10).

Pederson, pertama kali pergi haji pada tahun 1986, atau setahun sesudah bersyahadat. Sebelumnya, ia seorang penganut Hindu, dan banyak menghabiskan waktu di India.
 
"Bagi saya, mengunjungi tempat suci bukan yang baru. Tapi ini hal yang berbeda. Saya merasa kewalahan dengan karena ritual haji begitu kompleks dan berat. Itu semua terbayar ketika memandangi kiblat suci," kata dia.

Pada saat bersamaan, Pederson yang asal Denmark ini merasakan hati yang lega dan air matanya pun tumpah. Ini diluar kebiasaannya. Selama ini, ia tak pernah menangis sembari berdoa. "Begitu luar biasa," kata dia.

Sebagai orang yang rasional, Pederson awalnya canggung dengan apa yang dialaminya. Ia bertanya-tanya apakah ini yang dinamakan kekuatan hidayah. Secara jujur, ia mengungkap belum pernah menemukan satu tempat dengan kekuatan spiritual yang luar biasa.

"Sekali seumur hidup, kita mendapatkan kesempatan macam ini. Apalagi tidak semua Muslim bisa merasakannya," kata dia. 

Satu hal lagi yang membahagiakannya, selepas haji ia berziarah ke makam Nabi Muhammad Saw di Madinah. Ia melihat ribuan jamaah datang dan mendoakan Nabi mulia. "Mekkah dan Madinah merupakan sesuatu yang istimewa. Kedua tempat yang indah kendati Anda berdesak-desakan dengan jutaan Muslim lainnya," kata dia.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: