November 2014
BLACKHAT SEO, Diperuntukan untuk mengcounter propaganda kafir di dunia cyber
Penampilan Yesus sering digambarkan berambut gondrong panjang, berkulit putih, dan berjambang, tidak memiliki dasar apapun yang jelas. 1 Korintus 11:14-15 yang ditulis oleh Paulus mengatakan 'Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki jika ia berambut panjang. Tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan jika ia berambut panjang' Jika memang betul Yesus itu berambut gondrong seperti figure atau gambaran yang ada, baik dalam lukisan maupun patung. Bukankah ini adalah sebuah celaan dari Paulus untuk Yesus? Perhatikan kata 'kehinaan bagi laki-laki jika ia berambut panjang', kenapa Paulus berani-beraninya mencela kegondrongan rambut Yesus? Kalau ia memang betul-betul murid Yesus dan pernah bertemu Yesus.
Ketiadaan dasar yang jelas perihal penampilan fisik Yesus tersebut, tentunya sebagai manusia yang kritisakan timbul berbagai pertanyaan;
1. Seperti apakah penampilan Yesus sesungguhnya? Betulkah ia berambut gondrong dan berkumis serta brewok seperti gambaran yang ada saat ini? Bagaimana jika Gereja tidak memilki patung Yesus yang berambut gondrong panjang, tentu terasa ‘kurang’ bukan?. Bukannya semua Gereja pasti memiliki setidaknya lukisan, fragmen, atau patung Yesus dengan rambut gondrongnya. Doktrin agama seharusnya memiliki dasar kebenaran yang jelas. Jika tidak, apa bedanya dengan mitos-mitos atau dongeng lainnya.
2. Jika memang Yesus tidak gondrong seperti gambaran yang ada, lalu siapa orang yang pertama kali menyebarkan gambaran figure Yesus yang berambut gondrong? Hebatnya, orang-orang ini telah sukses membuat skenario yang diyakini oleh banyak orang di dunia, kalau Yesus itu gondrong. Bila persoalan rambut dan penampilan fisiknya Yesus saja dapat dimanipulasi, lalu apa susahnya memalsukan ajaran Injil lainnya, dan menyebarkan pada penganutnya. Coba direnungkan.
3. Kemungkinan selanjutnya, yaa..... mungkin saja Yesus itu memang gondrong, tapi kalau begitu berarti Paulus tidak pernah ketemu dengan Yesus dong! Jika dia memang betulan murid Yesus, masa sih dia berani mencela Yesus. Kalau Paulus memang di ilhami Roh Kudus yang oleh umat Kristen diyakini sebagai oknum Tuhan, kenapa dia mencela Yesus? Berarti dia mencela dirinya sendiri.
no image
BLACKHAT SEO, Diperuntukan untuk mengcounter propaganda kafir di dunia cyber
AKHIR-akhir ini dunia maya dihebohkan dengan video di Youtube berjudul “Kristenisasi Terselubung di Car Free Day”. kesaksian Kristen
Video yang diunggah 3 November 2014 ini merekam aksi sebuah kelompok yang memanfaatkan momen car free day di Jakarta untuk melakukan misi Kristenisasi.
Meski kelompok tersebut membantah adanya misi Kristenisasi, namun dalam video yang diunggah oleh rtkChannel HD ini, terlihat seorang wanita tertangkap kamera sedang mengajak seorang nenek berjilbab untuk mempercayai Yesus.
Aksi provokatif tersebut dapat dilihat pada menit 14:17 hingga menit ke 15:00. Wanita berkaus hitam dan bertopi putih dengan nada membujuk mengajak seorang nenek berkerudung untuk mempercayai Yesus. Melihat hal itu, tim rtkChannel HD menegurnya.
“Ya ampun, Bu. Jangan begitu dong, Bu. Saya denger, Bu. Kenapa Ibu tahu itu dia pakai kerudung, disuruh percaya sama Yesus,” kata tim rtkChannel HD membuat kaget misionaris tersebut. Sadar aksinya dipergoki, ia pun kemudian meminta maaf dan pergi meninggalkan calon korbannya tersebut. [Lihat: Heboh Kristenisasi Terselubung di Car Free Day Jakarta, Beritapopuler.com, Ahad (9/11)]
Sulit rasanya untuk menampik adanya upaya Kristenisasi terselubung dalam aksi tersebut. Mengingat dogma-dogma Nashrani disuntikkan secara sistematis kepada remaja-remaja muslim.
Sejatinya problem Kristenisasi bukanlah masalah baru di Indonesia. Sejak ratusan tahun umat Islam Indonesia telah berjuang di garis depan untuk mempertahankan akidahnya dari upaya pemurtadan.
Tahun 1964, tokoh Kristen Batak, Dr. Walter Bonar Sidjabat, menegaskan misi sejati kehadiran Kristen dan Gereja-gereja di seluruh pelosok Indonesia tak lepas dari agenda Kristenisasi. Dalam pengantar bukunya Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini, Sidjabat menulis:
“Kita terpanggil untuk mengikrarkan iman kita di daerah-daerah berpenduduk berambut keriting, berombak-ombak dan lurus-lurus, di tengah penduduk berkulit coklat, coklat tua, kuning langsat dan sebagainyaGuna penuaian panggilan inilah gereja-gereja kita berserak-serak di seluruh penjuru Nusantara agar rakyat yang “bhineka tunggal ika”, yang terdiri dari penganut berbagai agama dan ideologi dapat mengenal dan mengikuti Yesus Kristus.” [Lihat: Dr Sidjabat, Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini, Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1964]
Kejadian Car Free Day tentu membuat kita miris. Ternyata praktek penyebaran paham Kristen dilakukan di tengah masyarakat sedang menikmati waktu luang. Meski berbagai simbol Kristen sudah familiar, ternyata banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya. Jikapun ada yang paham, mereka terlihat acuh.
Sikap acuh umat Islam terhadap invasi akidah inilah yang membuat populasi umat Islam di Indonesia terus menurun. Data Kementerian Agama mencatat jumlah pemeluk agama Islam mengalami penyusutan tiap tahunnya. Dari yang semula 95 persen hingga menjadi 92 persen. Kemudian tahun berikutnya menjadi 90 persen dan kemudian menjadi 87 persen.
Sementara data terakhir Badan Pusat Statistik pada 2010 menunjukkan, persentase umat Islam 87,18 persen; Kristen 6,96 persen; Katolik 2,91 persen; Hindu  1,69 persen; Budha 0,72 persen; Konghucu 0,05 persen; dan lainnya 0,13 persen.
Selain itu, ada kelompok yang tidak terjawab 0,06 persen dan tidak ditanyakan 0,32 persen. [Lihat: Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianuthttp://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321]
Saat masih menjabat sebagai Menteri Agama, Suryadharma Ali mengaku heran dengan penurunan jumlah umat Islam. Dia mengaku resah dan menyesalkan kenapa hal ini bisa terjadi. “Padahal, di sisi lain jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Tapi, mengapa jumlah umat Islamnya sendiri malah terus berkurang,” kata dia.
Bagi kaum Muslim, persoalan misi Kristen, bukanlah masalah sepele. Orang yang berganti agama, keluar dari agama Islam, dalam pandangan Islam disebut orang yang murtad dan kafir. Amal perbuatan mereka tidak diterima oleh Allah (QS 2:217, 24:39).
Problem melawan arus Kristenisasi memang susah-susah mudah. Dalam beberapa kasus, menunjukan adanya problematika yang berbeda. Dari mulai ekonomi, politik, budaya hingga kosongnya peran dakwah. Kadang dibutuhkan pendekatan integral untuk menghadapi kompleksitas masalah Kristenisasi.
Tapi kendala-kendala itu bukan mustahil untuk diselesaikan oleh umat Islam. Banyak kiprah dakwah di pedalaman yang mengukir kisah sukses. Dari mulai warga yang kembali ke Islam setelah dikristenkan, kisah muslimah yang diselamatkan dari upaya kawin lari oleh pendeta, hingga perjuangan sebuah keluarga miskin yang tebal imannya meski diimingi-imingi ekonomi oleh gereja.
Berkat dakwah para da’i pula banyak angka buta Qur’an dapat ditekan. Kisah-kisah seperti ini sudah sepatutnya diangkat sebagai motivasi bagi kita semua.
Kolom Agama: Penguatan Identitas Warga Negara
Tentu maraknya Kristenisasi harus diimbagi dengan penguatan identitas keagamaan warga negara. Hemat penulis, pengosongan kolom agama akan meningkatkan potensi Kristenisasi kepada umat Islam.
Jika mengacu pada “kasus” Car Free Day, tentu kita bertanya-tanya: Jika seorang muslimah yang jelas-jelas memakai jilbab saja masih diajak untuk meyakini ajaran Kristen, bagaimana mereka yang tidak memakai identitas agamanya?
Seharusnya pemerintah berpikir ulang untuk menggulirkan ide bolehnya pengosongan kolom agama. Sudah sepatutnya pemerintah mendengarkan pihak-pihak terkait, khususnya Majelis Ulama Indonesia sebelum mengeluarkan wacana ini.
Jika kita ingin berpikir jauh, penghapusan kolom agama rentan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk membuka keran praktek-praktek penodaan agama, kristenisasi, hingga celah masuknya ateisme.
Kita tidak dapat membayangkan, jika kolom agama di KTP boleh dikosongkan, bagaimana seorang siswa muslim dapat mengetahui haknya bahwa guru agama mereka adalah seorang ustadz bukan pendeta. Bahwa pria yang ingin dinikahi seorang muslimah benar muslim, bukan Yahudi.
Sikap Umat Islam terhadap Kristenisasi
Berkaca dari maraknya Kristenisasi, sudah seharusnya kelompok Kristen menyadari betul bahwa akidah dalam ajaran Islam adalah segala-segalanya. Islam adalah agama toleran, tapi umat Islam bisa tegas jika urusan akidah dikooptasi.
Hal ini berbeda dengan Islam. Islam tidak pernah memaksa kaum Kristiani masuk agam Islam. Mendesak seorang Pendeta dengan todongan senjata agar mau memeluk Islam. Karena Islam mengenal ayat Lakum Dinukum waliyadin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku.
Umat Islam menghargai berdirinya hak beribadah kaum kristiani di gereja. Tapi umat Islam bisa bereaksi ketika KTP mereka dipalsukan untuk memuluskan pendirian gereja ilegal.
Mohammad Natsir yang dikenal lembut dan bersahaja bisa sangat tegas jika kelompok Kristen memaksakan keimanan kepada umat Islam. Dalam sebuah khutbahnya, pahlawan nasional itu meminta kepada kelompok Kristen untuk tidak bermain api dengan akidah kaum muslimin.
“Isyhaduu bi annaa muslimun! Saksikanlah (dan akuilah) bahwa kami ini adalah Muslimin! Yakni orang-orang yang sudah memeluk agama. Agama Islam. Orang-orang yang sudah mempunyai identitas, yakni Islam. Janganlah identitas kami saudara ganggu. Jangan kita ganggu mengganggu dalam soal agama ini…” tegasnya.
Kita berharap ada langkah-langkah strategis dari pihak-pihak terkait agar kasus ini tidak terulang. Umat Islam dituntut untuk menambah ilmu pengetahuan agar modus-modus seperti ini bisa diendus dan dapat terhindar dari praktek Kristenisasi terselubung. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.
BLACKHAT SEO, Diperuntukan untuk mengcounter propaganda kafir di dunia cyber

Assalamualaikum wrwb,
Saya penasaran dengan cerita teman saya yang mengatakan bahwa sebenarnya pada tanggal 25 desember diperingati untuk menyembah dewa matahari, pada hari itu rakyat yunani kuno melakukan upacara dengan pesta mabuk-mabukan dan melakukan ( maaf ) pesta seks. Untuk membujuk rakyat yunani agar mau memeluk agama kristen, sang raja harus tetap mengizinkan rakyatnya melakukan pesta pada tanggal 25 desember seperti biasanya. singkat cerita dipilihlah tanggal 25 desember menjadi hari natal umat kristen karena alasan tersebut. Terus terang saya masih belum jelas tentang hal tersebut, karena itu saya mohon penjelasan detailnya.  Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.Sejarah Natal
Saya sangat senang denagan cerita-cerita tentang sejarah  kejayaan Islam. saya tertarik denagan artikel mengenai suku indian yang telah memeluk agama Islam, kira-kira dimana saya dapat mengetahui artikel atau buku tentang hal itu, mohon petunjuknya.  Terima kasih Pak.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Saudara Richi yang dirahmati Allah Swt, pertama kali yang ingin saya tekankan jika perayaan 25 Desember itu berasal dari perayaan kaum pagan Roma Kuno (Romana), bukan Yunani (Greek). Jerusalem dan sekitarnya di masa sebelum dan setelah Nabi Isa a.s lahir berada di bawah kekuasaan kerajaan Romawi.
Bangsa Romawi ketika itu memeluk agama pagan dengan memuja dewa-dewi yang jumlahnya sangat banyak dan terkenal sangat mengumbar kesenangan ragawi. Mereka menganggap raga yang sempurna, kecantikan lahiriah, sangat penting dan kenikmatan ragawi merupakan kenikmatan yang harus dikejar selama-lamanya. Sebab itu, lelaki Roma sangat gandrung pada olahraga yang bisa membentuk kekuatan fisik, memperbesar otot-otot badannya, dan juga merawat seluruh tubuhnya. Sekarang, kebiasaan lelaki Roma ini diwarisi oleh apa yang disebut sebagai Pria Metroseksual.
Sedangkan perempuan Roma, juga sangat memelihara tubuhnya dan sisi sensualitasnya. Mereka akan sangat bangga jika dikejar-kejar banyak pria. Bahkan bukan rahasia lagi jika perempuan Roma saat itu belomba-lomba untuk dijadikan “piala bergilir” para lelaki Roma. Tanggal 14 Februari selalu ditunggu-tunggu oleh mereka untuk memuaskan hasrat rendahnya dengan menggelar pesta syahwat di seluruh kota. Inilah yang sekarang dirayakan banyak orang sebagai Hari Valentine, yang sesungguhnya berasal dari Hari Perayaan Perzinahan.
Keyakinan inti pagan Roma itu berasal dari dua sumber, yakni tradisi Osirian Mesir kuno dan ilmu-ilmu sihir Babylonia. Keduanya bergabung dan sekarang dikenal sebagai Kabbalah. Mereka memiliki hari-hari istimewa yang dirayakan setiap tahun, termasuk tanggal 25 Desember yang dirayakan sebagai Hari Kelahiran anak Dewa Matahari atau Sol Invictus. Sebagian ahli menganggap istilah “Anak Dewa Matahari” itu dinisbatkan pula kepada Namrudz, Raja Babylonia, yang mengejar-ngejar Nabi Ibrahim a.s.
Mereka percaya, anak Dewa Matahari ini lahir di hari Minggu. Sebab itu mereka menamakan hari Mingu sebagai Sun Day, Hari Matahari. Mereka juga beribadat di hari tersebut. Semua ini diadopsi kekristenan sampai sekarang.
Hari Natal memiliki arti sebagai Hari Kelahiran. Hanya Gereja Barat yang merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, sedangkan Gereja Timur tidak mengakui Natal pada 25 Desember tersebut. Lucunya, di tahun 1994, Paus Yohanes Paulus II sendiri telah mengumumkan kepada umatnya jika Yesus sebenarnya tidak dilahirkan pada 25 Desember. Tanggal itu dipilih karena merupakan perayaan tengah-musim dingin kaum pagan. Saat itu umat Katolik gempar, padahal banyak sejarawan telah menyatakan jika 25 Desember tersebut sebenarnya merupakan tanggal kelahiran banyak dewa pagan seperti Osiris, Attis, Tammuz, Adonis, Dionisius, dan lain-lain.
Kisah yang sesungguhnya tentang hari Natal bisa kita cari di internet, antaa lain tulisan yang dibuat oleh Pastor Herbert W. Amstrong, sejarawan Kristen yang menentang banyak hal tentang Natal pada tanggal 25 Desember. Yang banyak orang tidak mengetahui, keseluruhan dasar bangunan kekristenan sekarang ini sesungguhnya dibangun atas kerangka dasar ritus pembaharuan Osirian di Mesir kuno. Beberapa di antaranya adalah:
Pertama, Yesus dianggap anak Allah, ini sama dengan keyakinan kultus Dionisius yang sudah ada berabad sebelum Yesus lahir.
Kedua, Yesus dilahirkan di kandang, ini sama seperti kisah Horus yang lahir di kuil-kandang Dewi Isis.
Ketiga, Yesus mengubah air menjadi anggur dalam perkawinan di Qana, ini sama seperti apa yang dilakukan Dionisius.
Keempat, Yesus membangkitkan orang dari kematian dan menyembuhkan si buta, ini sama seperti Dewa Aesculapius;
Kelima, Yesus diyakini bangkit dari kematian di makam batu, sama seperti Mithra.
Keenam, Yesus mengadakan perjamuan terakhir dengan roti dan anggur di mana sampai sekarang ritual ini masih tetap berjalan di gereja-gereja, padahal ritual roti dan anggur merupakan simbolisasi penting dalam tradisi Osirian, dan juga hampir semua ritual pagan yang memuja Dewa Yang Mati seperti halnya pemuja Dionisius dan Tammuz;
Ketujuh, Yesus menyebut dirinya penggembala yang baik, ini meniru peran Tammuz, yang berabad sebelumnya telah dikenal sebagai Dewa Penggembala;
Kedelapan, Istilah ‘The Christ’ pada awal kekristenan tertulis ‘Christos’, sering tertukar dengan kata lain dalam bahasa Yunani, Chrestos, yang berarti baik hati atau lembut. Sejumlah manuskrip Injil berbahasa Yunani dari masa awal malah menggunakan kata Chrestos di tempat yang seharusnya ditulis dengan Christos. Orang-orang di masa itu sudah lazim mengenal Chrestos sebagai salah satu julukan Isis. Sebuah inskripsi di Delos bertuliskan Chreste Isis.
Kesembilan, dalam Injil Yohanes 12: 24, Yesus mengatakan, “Seandainya biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika dia mati ia akan menghasilkan banyak buah”. Perumpamaan dan konsep ini jelas berasal dari konsep ritual Osirian;
Kesepuluh, dalam Injil Yohanes 14:2 Yesus mengatakan, “Di rumah bapakku banyak tempat tinggal.” Ini benar-benar berasal dari Osiris dan dicopy-paste dari Book of the Dead, Kitab Orang Mati Mesir Kuno yang dipercaya disimpan di kota kematian, Hamunaptra. Ini baru sebagian contoh.
Simbol Salib yang dipergunakan oleh kekristenan dahulu hingga sekarang (juga Katolik) jelas-jelas merupakan simbol Osirian kuno. Bahkan Kristen Koptik di Mesir mengambil simbol Ankh, salib Osiris dalam bentuk asli, sebagai simbol gerakannya. Masih banyak lagi kesamaan konsep kekristenan dengan agama-agama pagan Mesir Kuno, seperti dalam kebangkitan Yesus dari kematiannya, sosok Maria Magdalena dan perannya bersama Yesus, ritus pembaptisan oleh Yohanes, dan sebagainya.
Nah, sekarang merupakan fakta jika dunia kekristenan telah menghegemoni kebudayaan dunia, termasuk di Indonesia, diakui atau tidak. Sesungguhnya, yang menghegemoni dunia saat ini adalah kebudayaan yang berangkat dari keyakinan Kabbalah.
Mengenai suku Indian yang sudah masuk Islam sebelum Colombus datang ke Amerika, silakan Googling saja dengan kata “They Came Before Colombus”.
Wallahu’alam bishawab. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BLACKHAT SEO, Diperuntukan untuk mengcounter propaganda kafir di dunia cyber
Dari banyak wawancara yang dilakukan televisi Amerika, Eropa maupun Timur Tengah terhadap mereka yang masuk Islam (mualaf) atau video-video blog yang banyak menjelaskan motivasi para new converters ini masuk Islam, menggambarkan konfigurasi latar belakang yang beragam.
Pertama, karena kehidupan mereka yang sebelumnya sekuler, tidak terarah, tidak punya tujuan, hidup hanya money, music and fun. Pola hidup itu menciptakan kegersangan dan kegelisahan jiwa. Mereka merasakan kekacauan hidup, tidak seperti pada orang-orang Muslim yang mereka kenal.
Dalam hingar bingar dunia modern dan fasilitas materi yang melimpah banyak dari mereka yang merasakan kehampaan dan ketidakbahagiaan. Ketika menemukan Islam dari membaca Alquran, dari buku atau kehidupan teman Muslimnya yang sehari-harinya taat beragama, dengan mudah saja mereka masuk Islam.
Kedua, merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakannya dalam agama sebelumnya . Dalam Islam mereka merasakan hubungan dengan Tuhan itu langsung dan dekat.

Demikian juga yang dirasakan oleh Idris Taufik, mantan pastur Katolik di London, ketika diwawancara televisi Al-Jazirah. Mantan pastur ini melihat dan merasakan ketenangan batin dalam Islam yang tidak pernah dirasakan sebelumnya ketika ia menjadi pastur di London. Ia masuk Islam setelah melancong ke Mesir.
Ia kaget melihat orang-orang Islam tidak seperti yang diberitakan di televisi-televisi Barat. Ia mengaku, sebelumnya hanya mengetahui Islam dari media. Ia sering meneteskan air mata ketika menyaksikan kaum Muslim shalat dan kini ia merasakan kebahagiaan setelah menjadi Muslim di London.
Ketiga, menemukan kebenaran yang dicarinya. Beberapa mualaf mengakui konsep-konsep ajaran Islam lebih rasional atau lebih masuk akal seperti tentang keesaan Tuhan, kemurnian kitab suci, kebangkitan (resurrection) dan penghapusan dosa (salvation).
Keempat, banyak kaum perempuan Amerika Muslim berkesimpulan ternyata Islam sangat melindungi dan menghargai perempuan. Dengan kata lain, perempuan dalam Islam dimuliakan dan posisinya sangat dihormati. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami, mereka melihat posisi perempuan sangat dihormati dalam Islam daripada dalam peradaban Barat modern.
Seorang mualaf perempuan Amerika bernama Tania, merasa hidupnya kacau dan tidak terarah jutsru dalam kebebasannya di Amerika. Ia bisa melakukan apa saja yang dia mau untuk kesenangan, tapi ia rasakan malah merugikan dan merendahkan perempuan.
Setelah mempelajari Islam, awalnya merasa minder. Setelah tahu bagaimana Islam memperlakukan perempuan, ia malah berkata “women in Islam is so honored. This is a nice religion not for people like me!”katanya. Dia masuk Islam setelah mempelajarinya beberapa bulan dari teman Muslimnya.
Perkembangan Islam di dunia Barat sesungguhnya lebih prospektif karena mereka terbiasa berfikir terbuka. Dalam keluarga Amerika, pemilihan agama dilakukan secara bebas dan independen. Banyak orang tua mendukung anaknya menjadi Muslim selama itu adalah pilihan bebasnya dan independen.
Mereka mudah saja masuk Islam ketika menemukan kebenaran disitu. Angela Collin menjadi Muslim dengan dukungan kedua orang tua. Ketika diwawancarai televisi NBC, orang tuanya justru merasa bangga karena Angela adalah seorang independent person.
Nancy seorang remaja 15 tahun, masuk Islam setelah bergaul dekat temannya keluarga Pakistan dan keluarganya tidak mempermasalahkan walaupun telah lama hidup dalam tradisi Kristen.

Penulis:
Steven Indra Wibowo
Penggiat dakwah dan Pendiri Mualaf Center Indonesia
BLACKHAT SEO, Diperuntukan untuk mengcounter propaganda kafir di dunia cyber




AKHIR-akhir ini dunia maya dihebohkan dengan video di Youtube berjudul “Kristenisasi Terselubung di Car Free Day”.
Video yang diunggah 3 November 2014 ini merekam aksi sebuah kelompok yang memanfaatkan momen car free day di Jakarta untuk melakukan misi Kristenisasi.
Meski kelompok tersebut membantah adanya misi Kristenisasi, namun dalam video yang diunggah oleh rtkChannel HD ini, terlihat seorang wanita tertangkap kamera sedang mengajak seorang nenek berjilbab untuk mempercayai Yesus.
Aksi provokatif tersebut dapat dilihat pada menit 14:17 hingga menit ke 15:00. Wanita berkaus hitam dan bertopi putih dengan nada membujuk mengajak seorang nenek berkerudung untuk mempercayai Yesus. Melihat hal itu, tim rtkChannel HD menegurnya.
“Ya ampun, Bu. Jangan begitu dong, Bu. Saya denger, Bu. Kenapa Ibu tahu itu dia pakai kerudung, disuruh percaya sama Yesus,” kata tim rtkChannel HD membuat kaget misionaris tersebut. Sadar aksinya dipergoki, ia pun kemudian meminta maaf dan pergi meninggalkan calon korbannya tersebut. [Lihat: Heboh Kristenisasi Terselubung di Car Free Day Jakarta, Beritapopuler.com, Ahad (9/11)]
Sulit rasanya untuk menampik adanya upaya Kristenisasi terselubung dalam aksi tersebut. Mengingat dogma-dogma Nashrani disuntikkan secara sistematis kepada remaja-remaja muslim.
Sejatinya problem Kristenisasi bukanlah masalah baru di Indonesia. Sejak ratusan tahun umat Islam Indonesia telah berjuang di garis depan untuk mempertahankan akidahnya dari upaya pemurtadan.
Tahun 1964, tokoh Kristen Batak, Dr. Walter Bonar Sidjabat, menegaskan misi sejati kehadiran Kristen dan Gereja-gereja di seluruh pelosok Indonesia tak lepas dari agenda Kristenisasi. Dalam pengantar bukunya Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini, Sidjabat menulis:
“Kita terpanggil untuk mengikrarkan iman kita di daerah-daerah berpenduduk berambut keriting, berombak-ombak dan lurus-lurus, di tengah penduduk berkulit coklat, coklat tua, kuning langsat dan sebagainyaGuna penuaian panggilan inilah gereja-gereja kita berserak-serak di seluruh penjuru Nusantara agar rakyat yang “bhineka tunggal ika”, yang terdiri dari penganut berbagai agama dan ideologi dapat mengenal dan mengikuti Yesus Kristus.” [Lihat: Dr Sidjabat, Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini, Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1964]
Kejadian Car Free Day tentu membuat kita miris. Ternyata praktek penyebaran paham Kristen dilakukan di tengah masyarakat sedang menikmati waktu luang. Meski berbagai simbol Kristen sudah familiar, ternyata banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya. Jikapun ada yang paham, mereka terlihat acuh.
Sikap acuh umat Islam terhadap invasi akidah inilah yang membuat populasi umat Islam di Indonesia terus menurun. Data Kementerian Agama mencatat jumlah pemeluk agama Islam mengalami penyusutan tiap tahunnya. Dari yang semula 95 persen hingga menjadi 92 persen. Kemudian tahun berikutnya menjadi 90 persen dan kemudian menjadi 87 persen.
Sementara data terakhir Badan Pusat Statistik pada 2010 menunjukkan, persentase umat Islam 87,18 persen; Kristen 6,96 persen; Katolik 2,91 persen; Hindu  1,69 persen; Budha 0,72 persen; Konghucu 0,05 persen; dan lainnya 0,13 persen.
Selain itu, ada kelompok yang tidak terjawab 0,06 persen dan tidak ditanyakan 0,32 persen. [Lihat: Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianuthttp://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321]
Saat masih menjabat sebagai Menteri Agama, Suryadharma Ali mengaku heran dengan penurunan jumlah umat Islam. Dia mengaku resah dan menyesalkan kenapa hal ini bisa terjadi. “Padahal, di sisi lain jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Tapi, mengapa jumlah umat Islamnya sendiri malah terus berkurang,” kata dia.
Bagi kaum Muslim, persoalan misi Kristen, bukanlah masalah sepele. Orang yang berganti agama, keluar dari agama Islam, dalam pandangan Islam disebut orang yang murtad dan kafir. Amal perbuatan mereka tidak diterima oleh Allah (QS 2:217, 24:39).
Problem melawan arus Kristenisasi memang susah-susah mudah. Dalam beberapa kasus, menunjukan adanya problematika yang berbeda. Dari mulai ekonomi, politik, budaya hingga kosongnya peran dakwah. Kadang dibutuhkan pendekatan integral untuk menghadapi kompleksitas masalah Kristenisasi.
Tapi kendala-kendala itu bukan mustahil untuk diselesaikan oleh umat Islam. Banyak kiprah dakwah di pedalaman yang mengukir kisah sukses. Dari mulai warga yang kembali ke Islam setelah dikristenkan, kisah muslimah yang diselamatkan dari upaya kawin lari oleh pendeta, hingga perjuangan sebuah keluarga miskin yang tebal imannya meski diimingi-imingi ekonomi oleh gereja.
Berkat dakwah para da’i pula banyak angka buta Qur’an dapat ditekan. Kisah-kisah seperti ini sudah sepatutnya diangkat sebagai motivasi bagi kita semua.
Kolom Agama: Penguatan Identitas Warga Negara
Tentu maraknya Kristenisasi harus diimbagi dengan penguatan identitas keagamaan warga negara. Hemat penulis, pengosongan kolom agama akan meningkatkan potensi Kristenisasi kepada umat Islam.
Jika mengacu pada “kasus” Car Free Day, tentu kita bertanya-tanya: Jika seorang muslimah yang jelas-jelas memakai jilbab saja masih diajak untuk meyakini ajaran Kristen, bagaimana mereka yang tidak memakai identitas agamanya?
Seharusnya pemerintah berpikir ulang untuk menggulirkan ide bolehnya pengosongan kolom agama. Sudah sepatutnya pemerintah mendengarkan pihak-pihak terkait, khususnya Majelis Ulama Indonesia sebelum mengeluarkan wacana ini.
Jika kita ingin berpikir jauh, penghapusan kolom agama rentan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk membuka keran praktek-praktek penodaan agama, kristenisasi, hingga celah masuknya ateisme.
Kita tidak dapat membayangkan, jika kolom agama di KTP boleh dikosongkan, bagaimana seorang siswa muslim dapat mengetahui haknya bahwa guru agama mereka adalah seorang ustadz bukan pendeta. Bahwa pria yang ingin dinikahi seorang muslimah benar muslim, bukan Yahudi.
Sikap Umat Islam terhadap Kristenisasi
Berkaca dari maraknya Kristenisasi, sudah seharusnya kelompok Kristen menyadari betul bahwa akidah dalam ajaran Islam adalah segala-segalanya. Islam adalah agama toleran, tapi umat Islam bisa tegas jika urusan akidah dikooptasi.
Hal ini berbeda dengan Islam. Islam tidak pernah memaksa kaum Kristiani masuk agam Islam. Mendesak seorang Pendeta dengan todongan senjata agar mau memeluk Islam. Karena Islam mengenal ayat Lakum Dinukum waliyadin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku.
Umat Islam menghargai berdirinya hak beribadah kaum kristiani di gereja. Tapi umat Islam bisa bereaksi ketika KTP mereka dipalsukan untuk memuluskan pendirian gereja ilegal.
Mohammad Natsir yang dikenal lembut dan bersahaja bisa sangat tegas jika kelompok Kristen memaksakan keimanan kepada umat Islam. Dalam sebuah khutbahnya, pahlawan nasional itu meminta kepada kelompok Kristen untuk tidak bermain api dengan akidah kaum muslimin.
“Isyhaduu bi annaa muslimun! Saksikanlah (dan akuilah) bahwa kami ini adalah Muslimin! Yakni orang-orang yang sudah memeluk agama. Agama Islam. Orang-orang yang sudah mempunyai identitas, yakni Islam. Janganlah identitas kami saudara ganggu. Jangan kita ganggu mengganggu dalam soal agama ini…” tegasnya.
Kita berharap ada langkah-langkah strategis dari pihak-pihak terkait agar kasus ini tidak terulang. Umat Islam dituntut untuk menambah ilmu pengetahuan agar modus-modus seperti ini bisa diendus dan dapat terhindar dari praktek Kristenisasi terselubung. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.
BLACKHAT SEO, Diperuntukan untuk mengcounter propaganda kafir di dunia cyber
ALEX tak butuh waktu lama untuk memeluk Islam. Ketika ia menelusuri sejarah Al-Quran, ia sangat terpukau oleh kita suci yang tak pernah berubah selama 14 abad lebih ini. Berikut adalah penuturannya bagaimana ia menjadi seorang mualaf.
“Saya mengucapkan syahadat pada tahun 2010, jadi praktis, saya masih sangat baru dalam Islam.
Ini adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat dalam hidup saya.
Saya sedang membaca Alkitab pada perayaan Thanksgiving tahun 2010, dan saya membaca beberapa buku tentang Alkitab dan saya mulai bertanya. Saya mulai bertanya tentang agama yang berbeda, dan setelah itu saya bertanya tentang Islam. Saya mulai melakukan penelitian lebih lanjut tentang agama-agama lain, namun sebagian besar membuat saya tak tahan.
Lalu saya mulai meneliti tentang sejarah Quran. Saya mencarinya di google. Saya tertarik bahwa Kitab itu ternyata masih utuh selama 14 abad, dan satu hal mengarah ke yang lainnya, dan saya terus mencari.
Tapi titik balik saya adalah ketika saya menemukan tentang sejarah Kaabah. Saya dibesarkan oleh ajaran Katolik, saya mendapatkan pengajaran di sekolah Katolik selama 8 tahun, dan saya tidak pernah diberitahu bahwa Kaabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Dan ketika saya menemukan bahwa Kaabah dibangun oleh mereka, saya benar-benar marah. Aku merasa seperti dibohongi oleh Gereja Katolik.
Sebelum itu, saya tidak pernah percaya pada dosa, namun saya tidak pernah mengerti bahwa: di satu sisi mereka mengajarkan Sepuluh Perintah Tuhan, namun di sisi lain mereka membuat patung-patung , sehingga itu tidak masuk akal. Dan ketika saya membaca Quran, saya menemukan Quran Explorer , dan saya mendengarkan Quran dalam bahasa Arab, dan dalam bahasa Inggris. Hanya dalam seminggu, saya yakin untuk mengcuapkan syahadat di depan computer. Dan sebulan kemudian, saya lakukan secara resmi di masjid.
Tantangan setelah syahadat
Hal yang paling sulit saya kira adalah keluarga saya.
Saya sudah berusaha menelepon semua keluarga saya, namun tidak ada yang menjawab. Tapi itu tidak mengapa, saya merasa sebagai orang paling bahagia, sehingga itu tidak menjadi masalah buat saya.
Saya ingin memberitahu mereka “Baca … Baca,” itu saja yang harus mereka lakukan, hanya membaca. Atau bahkan jangan membaca deh, dengarkan saja Quran on-line, itu juga cukup.
Saya punya pengalaman soal Ramadhan pertama saya. Seumur hidup sebelunmnya saya tidak pernah berpuasa. Saya pikir saya tidak akan mampu berpuasa. Saya benar-benar takut bahwa saya akan gagal, tapi saya berdoa, meminta kepada Allah untuk membantu saya, untuk membimbing say, dan itu adalah hal termudah yang pernah saya lakukan. Tiga hari pertama benar-benar sebuah perjuangan, tentu saja, tapi kemudian, setelahnya saya baik-baik saja.
Dalam Islam ada banyak disiplin, kesalehan, ada begitu banyak hal yang tidak bisa saya jelaskan.” [sa/islampos/onislam]
BLACKHAT SEO, Diperuntukan untuk mengcounter propaganda kafir di dunia cyber
PHILADELPHIA -- Salahuddin Cecero lahir di Philadelphia, Amerika Serikat. Hidup di lingkungan keras membuat Decero mudah terlibat obat-obatan terlarang, minuman keras dan seks bebas. Satu titik, ia ingin menapaki hidup yang lebih baik. Cecero bertransformasi menjadi pastur. Sebelum akhirnya, ia temukan Islam, dan menjadi Muslim. Alhamdulillah.

"Di usia remaja, saya hanya tahu sedikit hal. Ini yang mendorong saya jatuh ke dalam kehidupan duniawi," ucap dia seperti dilansir onislam.net, Jumat (17/10).

Hanya satu waktu, ia pergi ke gereja. Itupun sebatas, perayaan hari besar saja. Decero lebih memilih bertemu dengan teman-temannya. "Saya tidak percaya Tuhan sama sekali. Tapi keyakinan ini gugur setelah saya bertemu seseorang," kata dia.

Setiap bertemu orang ini, Decero terlibat dialog tentang ketuhanan. Kadang ia tidak tahan. Namun, kadang ia tertarik untuk membahasnya. "Saya bersedia menemukan Tuhan. Tapi saya tidak tahu siapa itu Allah. Dia mengatakan Yesus itu Tuhan dan Juru Selamat," ucapnya,.

Sejak itu, Decero mulai merasa perlu untuk mencari tahu siapa Tuhannya. Ia tidak percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan temannya itu. Seketika pula, Decero menjadi sosok yang religius. Tidak lagi menyia-nyiakan waktunya.

"Saya memiliki pikiran untuk menjadi seorang imam. Tapi saya ragu untuk mengungkapkannya," kata dia.

Mulailah Decero mewujudkan keinginanya itu. Ia mengikuti sekolah imam Katolik selama 10 bulan. Tahap akhir, Decero mencari Tuhan dimulai ketika ia bertemu dengan seorang ulama.

"Dia meminta saya bertanya tentang gereja, Yesus, Bunda Maria dan sejarah. Dia tanya, kapan Yesus mengatakan dirinya Tuhan," tanya imam itu.

Decero kaget bukan main. Ia tidak menyangka mendapat pertanyaan seperti itu."Sejak itu, saya banyak berpikir tentang apa yang dibicarakan. Saya mulai membaca Alquran dua kali berturut-turut. Saya mulai membaca hadist Rasulullah," kata dia..

"Saya juga mulai menyelidiki bagaimana Muslim berdoa. Hingga pada empat bulan, saya semakin yakin, Yesus bukan Tuhan, apalagi anak Tuhan," kata dia.

Keyakinan itu coba ia tuangkan dalam niatan untuk mengunjungi masjid.  Decero ingin menjadi Muslim. "Ulama itu kemudian mengajari saya menjadi Muslim, dan Insya Allah menjadi Muslim yang kaffah," kata dia.
BLACKHAT SEO, Diperuntukan untuk mengcounter propaganda kafir di dunia cyber
RIYADH -- Lebih dari 4000 orang ekspatriat yang menjadi mualaf di Arab Saudi selama tahun 2014.
Data statistik dari kantor koperasi untuk Bimbingan dan Komunitas Pencerahan (Dawah)  Al-Rawda menunjukan sekitar 4.219 orang masuk islam. Jumlah tersebut terdiri dari 1818 pria dan 2401 wanita dari 181 negara di dunia.
Mereka yang menjadi mualaf terlebih dahulu diajarkan mengenai agama Islam. Masyarakat yang berkeinginan untuk menjadi mualaf juga dapat mempelajari ajaran agama islam melalui website yang telah disediakan oleh kantor Dawah. Dalam laman, wwww.islamreligion.com, masyarakat dapat mengetahui langsung mengenai makna sebenarnya dari Islam.
Kepala Dinas Koperasi, Sheikh Tawfeeq Al-Sharhan  telah mencatat bahwa sebagian besar masuk Islam telah membaca dan mempelajari tentang agama secara yakin dan menyeluruh. "Kami sangat bahagia dan selalu akan membuka lebar pintu untuk mereka yang ingin mempelajari islam lebih dalam," ujar Sheikh Tawfeeq seperti dikutip Arabnews, Jumat (31/10).